Perjalanan dari jogja bersama tokoh LD** dan pengikut Jamaah Tabl***
Pada saat itu, misi penulis ke jogja selain ada rapat koordinasi di jogja, adalah menjemput mobil dinas dari Jogja, Karena kebutuhan untuk aktifitas pemasaran produk, dimana segmen pasarnya adalah level camat, kepala dinas , bupati dan wakil bupati dan pejabat pejabat golongan menengah keatas, maka dari pihak perusahaan memberikan mobil dinas Daihatsu Feroza (Plat B 1577 JZ , kalau tidak salah, mobil ini pada akhirnya di jual kepada seorang anak muda di pekanbaru)
Pada saat itu kemampuan menyetir mobil penulis masih pemula, indikatornya kalau parkir seri, atau parkir mundur masih keringatan. Oleh sebab itu penulis mencari driver pokok. Kebetulan masih saudara penulis, suami dari anaknya pakde. Beliau adalah driver taxi. Beliau seorang ustadz di LD**. Bersamaan itu ada juga teman yg punya teman ingin menumpang perjalanan kami, penulis lupa entah ke jambi atau palembang. Yang ikut numpang ini, beliau pengikut Jamaah Tabl***, Jadi lah sepanjang perjalanan itu Obrolan, diskusi, saling tanya jawab, antara ustadz LD** , penganut Jamaah T***, dan penulis yg waktu itu masih penganut NU, aktifis kerohanian islam kampus, dan belum tahu tentang aqidah yg shohih dan manhaj yang benar. Walau pun sering ikut kegiatan kerohanian islam di fakultas sebuah kampus ternama, namun ilmu ilmu aqidah dan manhaj, jujur belum penulis dapatkan.. Karena memang kegiatan kegiatan yg dilakukan lebih banyak kegiatan sosial dan organisasi.. Jadi waktu itu tidak tahu beda antara Ahlussunnah dan Syiah, tidak tahu aliran Ahmadiyah itu bagaimana.
Sepanjang perjalanan penulis lebih banyak mendengarkan, sesekali berbicara ketika diminta pendapat. Sesekali bertanya, termasuk pertanyakan kenapa kalau orang diluar kelompok sholat di masjid kelompok tertentu, kok masjidnya di pel lagi setelah keluar dari masjid tersebut. Sepanjang perjalanan , ketika waktu sholat lebih sering Pak ustadz yg jadi driver kami selalu mencari masjid LD**, dan setelah sholat sering ngobrol akrab dengan jamaah disitu, bahkan kami sering dijamu makan dan ditawarkan istirahat dulu. Hal ini juga dilakukan ketika kami sudah sampai di kota Pekanbaru. Pak Ustad driver kami ini selalu berusaha mencari mesjid masjid yg milik kelompok beliau., sampai saat ini penulis hafal dimana saja mesjid mesjid tersebut.
Mengingat peristiwa diatas, pesan kami kepada anak anak muda : Luangkan waktu untuk belajar agama dengan pemahaman yg benar, dari guru guru kita yg terpercaya dan amanah menyampaikan ilmu. Ingat belajar agama sesuai pemahan yg benar, sesuai pemahaman nabi kita Nabi Muhammad Sallalahu alaihi wasalam, sesuai pemahaman para sahabat, dan orang orang yg mengikuti mereka. Pelajari tentang Aqidah sejak dini. Penjelasan tentang Rukun Iman, tentang manhaj yang benar.. Jangan fanatik berlebihan kepada tokoh atau organisasi. Alhamdulillah saat ini belajar tentang Aqidah yg mudah dan sistematis dari guru kita juga ada yg online, salah satunya di hsi.id. Tentu dengan menghadiri kajian kajian langsung yg membahas kitab kitab Aqidah lebih utama. Jangan menunggu tua untuk belajar agama..
Abu Yusuf DP
Pekanbaru.
Nantikan tulisan berikutnya
Insya Alloh
Comments